Senin, 20 Desember 2010



Happy Twenty Everyone! (2nd)

Now Playing:

¯ Vannesa Carlton – A Thousand Miles

¯ Taylor Swift – You Belong With Me

¯ Ne-Yo – Never Knew I Needed

¯ Armada – Pemilik Hati

¯ Glenn Fredly – Aku Cinta Padamu

Kisah ini bukan cerita tentang etimologi angka dua puluh ataupun juga asal-usul kata dua puluh itu sendiri. Bukan juga bagaimana orang bisa mengucapkan kata dua puluh ataupun apa keuntungan dan kerugian dari angka dua puluh. Hanya cerita singkat yang mungkin bisa memaknai angka dua puluh untuk diriku sendiri. Begini ceritanya...

Angka dua puluh yang mungkin bagi orang kebanyakan cuma hal yang biasa saja, namun bagiku sangatlah istimewa. Angka ini merupakan angka kedua yang aku sukai setelah angka empat, tanggal dan bulan kelahiranku sendiri. Bukan pula karena angka tersebut tergolong hoki (kabar-kabarnya) dari Feng Shui yang disebut Suhu Yo teman ayahku kemaren. Bukan juga karena ibuku sering mengadakan pesta kecil-kecilan, entah itu arisan atau sekedar syukuran, yang kalau aku hitung-hitung hampir semuanya dilakukan ditanggal dua puluh. Bukan juga karena pacarku ada dua puluh orang – karena memang tak sebanyak itu adanya. Tapi memang karena aku suka angka dua puluh. Makna dua puluh dalam hidupku memiliki tempat tersendiri. Yaaah, begitulah, yang pasti aku suka angka DUA PULUH.

Dua puluh, kalau aku lihat-lihat angka itu biasa saja. Ada angka dua didepannya seperti ini à 2 dan angka nol dibelakangnya seperti ini à 0, maka jadilah seperti ini à 20. Bukan, bukan itu maksudku. Angka tersebut, bila aku lihat dari sudut pandang orang awam, tidak ada istimewa-istimewanya. Tidak seperti angka delapan yang sempurna seperti ini à 8 yang tidak akan putus-putus bila digambar, atau angka sepuluh yang selalu dipuja-puja karena dianggap perfect dan menggambarkan skala sempurna dalam suatu penilaian, atau pula bukan seperti angka 6 dan 9 yang bisa dengan mudah menipu orang lain dengan kemiripan diantaranya.

Aku suka angka dua puluh sedari dulu. Terlebih lagi aku suka dia. Bingung? Hmm, begini, aku suka angka dua puluh jauh sebelum aku bertemu dengannya. Aku suka angka ini karena angka ini banyak membawa berkah di keluargaku. Kakak pertamaku lahir pada tanggal ini. Ayahku pun demikian. Ibuku? Tidak, beliau lahir ditanggal dua puluh dikurang angka kelahiranku. Aku suka angka ini, terlebih saat aku bertemu dengannya. Banyak yang terjadi pada tanggal ini.

Aku dan dia pertama kali bertemu di sebuah radio ternama di kotaku. Kebetulan aku disana berkewajiban menjual suaraku hanya untuk sesuap oreo. Kalau aku bilang nasi sepertinya terlalu berlebihan, toh yang berkewajiban membelikanku nasi masih ada dan sehat wal’afiat sampai sekarang – Alhamdulillah. Aku baru saja bekerja disana. Tepat tanggal dua puluh juga aku diangkat sebagai pegawai di tempat itu. Mengalahkan hampir dua puluh ribu orang yang mengikuti kompetisi yang sama, aku pun menjadi penyiar tetap disana. Aku diberikan kesempatan hari itu, tepat hari yang ke dua puluh.... empat aku bekerja, untuk menangani sebuah interview singkat. Disanalah aku bertemu dengannya untuk pertama kali. Tanggal dua puluh Juni 2008. Aku masih ingat sekali hari itu. Ia mengenakan baju favoritnya – yah paling tidak itu yang aku tahu setelah jalan dengannya dalam beberapa kesempatan – dan aku menyukainya. Ia terlihat gagah dengan baju hitam itu, sungguh.

Hampir dua bulan lebih kami tidak bertemu lagi, hingga akhirnya kami bertemu lagi untuk kesekian kalinya. Kali ini ia mengenakan baju yang berbeda, baju berwarna abu-abu. Hmm, agak sedikit jaim namun aku akui, ia terlihat gagah sekali saat itu.

Setelah pertemuan pertama – yang sebenarnya kedua bila dihitung dengan pertemuan kami di radio saat itu – kami mulai jalan santai. Terkadang ia yang menjemputku di radio, kadang ia menghampiriku di rumah, dan terkadang pula ia datang disaat aku kebagian jatah tugas di luar dan setia menungguiku hingga selesai. Ia terliat so sweet, terlebih saat ia menghampiriku hanya untuk memberikan lima lembar bungkusan berisi vitamin C seusai aku reporting langsung di lapangan. Haah, aku suka dia Tuhan. Sungguh apa yang ia kerjakan membuatku merasa sungguh istimewa. Ini nih yang membuatku susah melepaskannya.

Kami melewati banyak hal setelahnya. Hampir seminggu aku mengenalnya. Aku tahu aku suka dia, namun malangnya gadis yang menyusahkan ini, ia tidak tahu apa lelaki itu juga suka padanya. Hingga suatu hari setelah aku menjalani tugas luarku, tepat ditanggal sembilan belas Desember 2008, ia datang ke rumahku. Entah mengapa, mungkin karena aku cuekin, tiba-tiba ia bergegas pulang. Ingin sekali rasanya berteriak, “Jangan pulang, disini saja! Aku pengen kamu nemenin aku seakan hari besok nggak ada!” Cuma ia sudah pergi. Hah, mulut kaku ini terlihat cemen disetiap saat aku berhadapan dengannya.

Malamnya terjadi peperangan kecil yang menguntungkan. Bingung lagi mengapa bisa sebuah perang dikatakan menguntungkan? Yah, aku bisa bilang begitu karena dengan adanya peperangan itu aku dengannya bisa menyatakan perasaan satu dengan lainnya. Tepat tanggal dua puluh Desember 2008. Jam 12.10 WIB. Setelah adzan dzuhur. Di depan radio. Jus sirsak itu yang menjadi saksinya – ini juga salah satu alasan mengapa aku mencintai buah sirsak – dan kamipun saling memiliki untuk pertama kalinya.

Bulan pertama kami lewati dengan penuh kerikil kecil disekitar kami. Bulan demi bulan tahun demi tahun. Tahun pertama terlewati. Seperti pasangan lainnya, tak mungkin tak ada hambatan bagi kami untuk menjalani semuanya. Aku dan ia terkadang bisa sama atau bisa berbeda sekali. Oleh karena persamaan dan perbedaan yang terlalu itulah kami susah untuk menyatukan cerita dan kisah hidup kami berdua. Awalnya aku kira ini sungguh berat, namun seiring waktu berjalan ternyata kami bisa hinggap ditahun yang kedua ini. Saling menghargai, saling mempercayai, saling mendukung, dan saling mendo’akan. Resep paling mujur yang selalu ingin aku terapkan dalam diriku. Aku cinta dia dan aku percaya ia juga. Titik.

PS: Surat pertama yang ia kirimkan padaku.

I Love You J


Sayang Bucuuk J

Pertama kali ketemu hari sabtu siang di salah satu radio yang kebetulan dia lagi siaran disana, dan juga aku dan teman – teman ku disana diundang menjadi bintang tamu dalam acara Basket Ball yang diselenggarai oleh salah satu provider ternama di Indonesia. Tampak dari kejauhan wajahnya asing dan menurut ku dia sosok yang sangat menarik untuk berkenalan lebih jauh. Beberapa jam kemudian kitapun berkenalan, dan aku baru tau dia namanya “APRIL”, tapi aku ga tau nama lengkapnya siapa tapi yaa gak papa deh yang nama panggilannya udah tau hehehe. Setelah beberapa menit kemudian aku dan teman - teman ku masuk dalam ruangan siaran yang begitu dingin dan memulai perbincangan. Satu jam pun berlalu dengan canda tawa yang terjadi didalam ruangan siaran, sesampainya di ujung acara tak henti-hentinya canda dan tawa mengiringi perbincangan kita J.

Setelah itu gak lama kemudian aku dan dia pamit bahwa hari itu juga aku dan teman-teman ku ada jadwal latihan sekalian mempersiapkan pertandingan dalam acara itu. Entah kapan aku bisa bertemu dia lagi, semoga saja aku dan dia bisa bertemu lagi dan menonton ku dalam acara itu. Beberapa hari kemudian aku diajak salah satu teman aku untuk menemani dia kesana ke salah satu mall gede dikota ku, dan tanpa disangka aku bertemu dia lagi di mall yang sama yang mana dia lagi meliput salah satu acara yang diselenggarakan di mall itu. Hati ku pun campur aduk J. Rupanya dia masih bersaudara dengan teman yang mengajak ku ini, dan ini kesempatan aku untuk bisa jauh lebih kenal dan lebih dekat dengan dia. Beberapa menit kemudian aku ditelfon oleh teman-teman basket ku yang mana mereka mengajak aku, temanku dan dia untuk menonton cinema 21 pada hari itu juga. Dan kita pun bertiga berjalan ke lantai 4 menuju cinema 21 itu, kebetulan dia juga selesai dalam pekerjaannya. Aku sangat kaku sekali untuk berbincang-bincang dengan dia, malah dia sangat nyaman sekali ngobrol-ngbrol dengan saudaranya yang mana teman aku sendiri. Berat mulut dan lidah mengeluarkan kata-kata untuk menyapa dia, tiba-tiba dia menegur ku dengan kata “kok lo diam siih by” dan aku jawab “ga kok” (sambil terkejut dan terengah-engah) padahal biasa aja kan, kenapa aku mesti kaku gitu dengan dia. Hah.

Sesampainya kita di cinema 21 itu, bertemulah teman-teman basket ku yang kebetulan mereka sudah menunggu beberapa menit yang lalu. Dan tak seorangpun teman-temanku juga saudaranya menyuruh dia untuk bergabung dalam cerita-cerita pada waktu itu. Dengan memberanikan diri aku berusaha untuk menyapa dia dan mengajak dia ngobrol-ngobrol supaya dia ga sendirian lagi. Setelah aku bercerita panjang lebar dengan dia, kitapun ruangan dan memulai menonton film, kebetulan teman-teman ku memilih film horror. Aku pun terkejut karena aku sama sekali tidak menyukai dan takut menonton film horror, yaa mau ga mau aku harus masuk dan menonton film horror itu. Pada saat adegan yang mengejutkan aku pun terkejut dan menutupi nata dengan kerah baju dan aku tarik sampai menutupi kepala, teman dan dia pun menertawakan ku. Aku ga bisa ngomong apa-apa karena aku memang takut nonton film horror, melihat mukanya tertawa lepas pada saat aku menutupi wajahku dengan baju aku yang aku kenakan pada saat itu aku pun melihatnya senang dan bangga bisa buat dia tertawa walaupun tanpa memakai kata-kata.

Bersambung..^^

Entar kita sambung lagii yaa, masih banyak cerita yang aku akan luapkan disini J. Hehehehe

“Jujur dari hati yang paling dalam, aku sangat mencintai dia sampai kapanpun”

APRILIA SASMAR PUTRI

LOVE YOU SO

^_^